RECLOSER 20KV - JENIS GANGGUAN DAN KESALAHAN YANG BISA TERJADI

             Recloser 20 kV adalah perangkat pelindung otomatis yang digunakan dalam sistem distribusi tenaga listrik, terutama pada jaringan tegangan menengah seperti 20 kV. 

Fungsi utama recloser adalah untuk mendeteksi gangguan pada jaringan, memutuskan aliran listrik, dan kemudian mencoba menghubungkan kembali secara otomatis. Dengan demikian, gangguan sementara dapat diatasi tanpa memerlukan intervensi manual. Namun, seperti peralatan listrik lainnya, recloser juga rentan terhadap beberapa jenis gangguan dan kesalahan. Berikut ini adalah jenis-jenis gangguan dan kesalahan yang umum terjadi pada recloser 20 kV:

1. Gangguan Arus Lebih (Overcurrent)

  • Penyebab: Arus lebih biasanya disebabkan oleh korsleting pada jaringan, seperti hubungan singkat antara fasa ke fasa atau fasa ke tanah. Bisa juga disebabkan oleh beban berlebih pada jaringan.
  • Dampak: Arus lebih ini dapat menyebabkan recloser melakukan pemutusan secara otomatis untuk melindungi peralatan dan jaringan distribusi dari kerusakan.

2. Gangguan Hubungan Singkat (Short Circuit)

  • Penyebab: Terjadi ketika ada hubungan listrik yang tidak diinginkan antara dua titik yang berbeda potensial, seperti antara fasa atau fasa dengan tanah. Ini seringkali disebabkan oleh isolasi yang rusak, kabel yang putus, atau pohon yang menyentuh jaringan listrik.
  • Dampak: Recloser akan mendeteksi arus yang sangat tinggi dan memutuskan aliran listrik untuk melindungi sistem distribusi.

3. Gangguan Tanah (Earth Fault)

  • Penyebab: Gangguan ini terjadi ketika salah satu fasa menyentuh tanah atau terjadi kebocoran arus ke tanah. Gangguan tanah bisa disebabkan oleh kerusakan isolasi, kabel yang rusak, atau pengaruh lingkungan seperti petir.
  • Dampak: Recloser akan memutuskan arus pada saluran yang terkena gangguan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

4. Kesalahan Koordinasi Proteksi

  • Penyebab: Koordinasi proteksi yang buruk antara recloser dan perangkat pelindung lain seperti fuse, relay, atau pemutus sirkuit bisa menyebabkan recloser tidak berfungsi dengan baik. Jika waktu atau sensitivitas tidak diatur dengan benar, recloser mungkin tidak beroperasi secara efektif.
  • Dampak: Recloser mungkin memutuskan jaringan pada saat yang tidak tepat, atau sebaliknya, gagal memutuskan jaringan saat diperlukan, yang berpotensi menyebabkan gangguan lebih besar.

5. Gangguan dari Petir (Lightning Strikes)

  • Penyebab: Petir yang menyambar jaringan listrik dapat menyebabkan lonjakan arus dan tegangan yang sangat tinggi, yang kemudian menyebabkan gangguan pada recloser.
  • Dampak: Recloser akan mendeteksi lonjakan arus yang berlebihan dan memutuskan aliran listrik untuk melindungi jaringan. Jika gangguan ini hanya bersifat sementara, recloser akan mencoba menyalakan kembali jaringan setelah beberapa detik.

6. Kondisi Lingkungan

  • Penyebab: Faktor lingkungan seperti kelembaban tinggi, polusi, debu, dan suhu ekstrem dapat mempengaruhi kinerja recloser. Kondisi ini dapat menyebabkan korosi pada komponen mekanis dan elektronik, serta mengurangi umur operasional recloser.
  • Dampak: Recloser mungkin gagal berfungsi dengan benar, sehingga mengakibatkan operasi yang tidak terduga atau kerusakan permanen.

7. Gangguan Teknis dan Kegagalan Komponen

  • Penyebab: Komponen internal recloser, seperti kumparan, mekanisme kontak, atau modul kontrol elektronik, bisa mengalami kegagalan. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh keausan, kesalahan manufaktur, atau kondisi operasi yang ekstrem.
  • Dampak: Kegagalan komponen dapat mengakibatkan recloser tidak dapat membuka atau menutup, atau beroperasi dengan cara yang tidak semestinya, sehingga jaringan tetap terputus atau gagal melindungi jaringan dari gangguan.

8. Kesalahan Pengaturan (Setting Error)

  • Penyebab: Pengaturan parameter pada recloser, seperti waktu tunda (time delay) atau nilai batas arus (current threshold), harus disesuaikan dengan karakteristik jaringan. Kesalahan dalam pengaturan ini bisa mengakibatkan recloser terlalu cepat atau terlalu lambat dalam merespons gangguan.
  • Dampak: Kesalahan pengaturan bisa menyebabkan pemutusan yang tidak perlu (nuisance tripping) atau kegagalan untuk memutus jaringan saat terjadi gangguan.

9. Kegagalan Komunikasi

  • Penyebab: Banyak recloser modern dilengkapi dengan sistem komunikasi yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan pusat kontrol atau perangkat proteksi lainnya. Kegagalan pada sistem komunikasi ini, baik karena masalah jaringan atau kegagalan perangkat keras, bisa mengganggu operasi normal recloser.
  • Dampak: Kegagalan komunikasi bisa menyebabkan recloser tidak berfungsi sesuai instruksi dari pusat kontrol, atau gagal berkoordinasi dengan perangkat proteksi lainnya.

10. Kebisingan Elektrik atau Gangguan Harmonik

  • Penyebab: Kebisingan elektrik atau gangguan harmonik pada jaringan dapat mempengaruhi sensor dan modul kontrol pada recloser. Hal ini sering terjadi pada jaringan yang banyak mengandung perangkat elektronik non-linear seperti inverter dan rectifier.
  • Dampak: Gangguan harmonik bisa menyebabkan recloser salah mendeteksi adanya gangguan atau bekerja dengan cara yang tidak semestinya.

Penanganan dan Pemeliharaan Recloser

Untuk mencegah dan menangani gangguan pada recloser 20 kV, perlu dilakukan pemeliharaan berkala, yang meliputi:

  • Pemeriksaan visual untuk mendeteksi kerusakan fisik atau korosi.
  • Pengujian operasi untuk memastikan recloser berfungsi dengan baik sesuai pengaturan.
  • Kalibrasi ulang pengaturan proteksi jika terjadi perubahan pada karakteristik jaringan.
  • Pembersihan dari debu, polusi, atau kelembaban yang dapat mempengaruhi kinerja recloser.
  • Pemantauan sistem komunikasi untuk memastikan recloser tetap terhubung dengan sistem kontrol.

Dengan pemeliharaan yang baik dan pengaturan yang tepat, recloser dapat berfungsi secara optimal untuk menjaga stabilitas dan keamanan jaringan distribusi listrik.



Share:

KECANGIHAN RECLOSER NULEC DAN PENGOPERASIANNYA

 Recloser Nulec dari Schneider Electric adalah salah satu produk recloser yang digunakan untuk melindungi dan mengendalikan jaringan distribusi listrik. Recloser ini digunakan pada sistem distribusi tegangan menengah, seperti 20 kV. Recloser Nulec memiliki mekanisme otomatis untuk memutuskan dan menghubungkan kembali jaringan listrik dalam hal terjadi gangguan sementara, seperti hubungan singkat atau gangguan tanah.

Berikut adalah penjelasan detail tentang cara pengoperasian recloser Nulec Schneider:

1. Komponen Utama Recloser Nulec Schneider

Recloser Nulec terdiri dari beberapa komponen utama yang bekerja sama untuk menjalankan fungsi proteksi dan kontrol:

  • Unit Utama Recloser (Recloser Body): Ini adalah bagian utama yang terdiri dari pemutus sirkuit otomatis dan kontak-kontak yang mengalirkan listrik.
  • Controller (NOD/COSMIC/ADVC2): Unit ini digunakan untuk mengontrol operasi recloser. Controller ini dapat diprogram untuk merespons berbagai kondisi jaringan, seperti arus lebih, gangguan hubungan singkat, dan gangguan tanah.
  • Motor Penggerak (Motor Mechanism)/ RELAY: Recloser Nulec menggunakan Relay penggerak untuk membuka dan menutup kontak. Motor ini dikendalikan oleh sinyal dari controller.
  • Sistem Sensor Arus dan Tegangan: Sensor-sensor ini memonitor arus dan tegangan pada jaringan, dan memberikan informasi kepada controller untuk menentukan apakah ada gangguan atau kondisi yang tidak normal.

2. Prinsip Operasi Recloser Nulec Schneider

Recloser Nulec beroperasi secara otomatis berdasarkan pemrograman yang ada di controller. Proses operasi recloser meliputi langkah-langkah berikut:

a. Normal Operation (Operasi Normal)

  • Dalam kondisi normal, recloser Nulec berada dalam keadaan tertutup, memungkinkan aliran listrik berjalan melalui jaringan distribusi.
  • Sensor arus dan tegangan memantau aliran listrik secara terus menerus. Jika semua parameter berada dalam batas normal, recloser tetap tertutup.

b. Detecting Fault (Deteksi Gangguan)

  • Saat terjadi gangguan, seperti hubungan singkat (short circuit) atau gangguan tanah (earth fault), sensor mendeteksi adanya peningkatan arus yang signifikan.
  • Sinyal ini dikirim ke controller, yang memproses data berdasarkan pengaturan proteksi yang telah ditetapkan.

c. Tripping (Pemutusan)

  • Jika gangguan yang terdeteksi melebihi ambang batas yang telah diprogram, controller mengirimkan sinyal ke motor penggerak untuk membuka kontak recloser.
  • Pada saat kontak terbuka, aliran listrik ke bagian jaringan yang terganggu diputuskan, mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem distribusi.

d. Reclosing (Penghubungan Kembali)

  • Setelah kontak terbuka, controller akan menunggu beberapa saat (sesuai pengaturan waktu reclose) untuk memberi kesempatan pada gangguan sementara, seperti petir atau ranting pohon, untuk hilang.
  • Setelah waktu tunggu, recloser akan mencoba menutup kembali kontaknya untuk memulihkan aliran listrik. Proses ini dikenal sebagai "reclosing."
  • Jika gangguan sudah hilang (gangguan sementara), recloser akan tetap tertutup dan aliran listrik pulih.

e. Final Lockout (Pemutusan Akhir)

  • Jika recloser mencoba menghubungkan kembali (reclose) beberapa kali sesuai pengaturan (biasanya 3-4 kali), dan gangguan masih ada, recloser akan memasuki kondisi "final lockout."
  • Pada kondisi ini, recloser tetap terbuka dan tidak akan mencoba menutup kembali sampai ada tindakan manual dari operator untuk memeriksa dan memulihkan sistem.

3. Pengoperasian Manual dan Otomatis

Recloser Nulec dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis.

a. Pengoperasian Otomatis

  • Pada mode operasi otomatis, recloser bekerja sesuai dengan parameter dan pengaturan yang telah diprogram di controller.
  • Semua proses pemutusan dan penghubungan kembali dilakukan tanpa campur tangan manusia, yang memungkinkan penanganan cepat terhadap gangguan sementara.

b. Pengoperasian Manual

  • Recloser juga dapat dioperasikan secara manual melalui panel kontrol atau perangkat komunikasi jarak jauh. Dalam pengoperasian manual, operator dapat:
    • Membuka dan menutup recloser secara manual menggunakan tombol atau perintah dari jarak jauh.
    • Melakukan pemantauan parameter jaringan seperti arus dan tegangan.
    • Mengubah pengaturan proteksi atau mengeset ulang (reset) recloser setelah kondisi lockout.

Controller ADVC2 yang umum digunakan pada recloser Nulec Schneider menyediakan antarmuka grafis yang mudah digunakan, serta dapat diakses melalui HMI (Human-Machine Interface) atau perangkat kontrol jarak jauh.

4. Pengaturan dan Parameter Proteksi

Controller recloser Nulec memungkinkan pengaturan berbagai parameter proteksi, seperti:

  • Overcurrent Protection (Proteksi Arus Lebih): Pengaturan ambang batas arus dan waktu tunda sebelum recloser melakukan pemutusan.
  • Earth Fault Protection (Proteksi Gangguan Tanah): Pengaturan untuk mendeteksi kebocoran arus ke tanah dan memutuskan aliran listrik jika diperlukan.
  • Reclosing Time (Waktu Penghubungan Kembali): Pengaturan interval waktu antara upaya pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya untuk menghubungkan kembali jaringan setelah pemutusan.
  • Number of Reclosing Attempts (Jumlah Percobaan Penghubungan Kembali): Biasanya recloser mencoba menghubungkan kembali 3-4 kali sebelum masuk ke kondisi final lockout.

5. Fitur Komunikasi

Recloser Nulec Schneider dilengkapi dengan fitur komunikasi untuk integrasi dengan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) atau sistem kontrol lainnya. Fitur ini memungkinkan pengoperasian recloser dari jarak jauh serta pemantauan kondisi jaringan secara real-time.

  • DNP3/IEC 60870-5 Protocols: Controller pada recloser mendukung protokol komunikasi standar untuk pertukaran data dengan pusat kontrol.
  • Remote Operation (Pengoperasian Jarak Jauh): Operator di pusat kendali dapat membuka atau menutup recloser, melakukan pemantauan, atau mengubah pengaturan proteksi tanpa harus berada di lokasi.

6. Prosedur Pengoperasian

Berikut adalah prosedur umum dalam pengoperasian recloser Nulec Schneider:

  1. Pemeriksaan Sebelum Operasi:
    • Pastikan kondisi fisik recloser tidak mengalami kerusakan atau korosi.
    • Periksa tegangan dan arus pada jaringan untuk memastikan berada dalam batas normal.
  2. Pengoperasian Otomatis:
    • Pastikan mode operasi otomatis aktif pada controller.
    • Monitor kondisi recloser melalui antarmuka kontrol (HMI atau sistem SCADA).
  3. Pengoperasian Manual:
    • Jika diperlukan, pindahkan recloser ke mode manual melalui panel kontrol.
    • Gunakan tombol buka/tutup pada panel kontrol untuk mengoperasikan recloser secara manual.
  4. Reset Setelah Lockout:
    • Setelah recloser mengalami lockout akibat gangguan persisten, lakukan pemeriksaan pada jaringan.
    • Jika jaringan sudah dalam kondisi aman, lakukan reset recloser menggunakan perintah di panel kontrol atau sistem SCADA.

7. Pemeliharaan Recloser Nulec Schneider

Untuk menjaga kinerja optimal recloser Nulec, perlu dilakukan pemeliharaan rutin, yang meliputi:

  • Pemeriksaan Visual: Memeriksa kondisi fisik recloser untuk mendeteksi adanya kerusakan mekanis atau tanda-tanda korosi.
  • Pengujian Fungsi: Melakukan pengujian operasi recloser secara periodik untuk memastikan sistem proteksi berfungsi dengan baik.
  • Kalibrasi Controller: Melakukan kalibrasi dan penyesuaian pengaturan proteksi jika terjadi perubahan kondisi jaringan atau setelah pemeliharaan.

Dengan memahami pengoperasian dan fitur recloser Nulec Schneider, operator dapat lebih mudah mengelola dan menjaga stabilitas serta keandalan jaringan distribusi listrik.

Share:

KOMPONEN RECLOSER NULEC DAN FUNGSI KERJANYA

                Nulec Schneider adalah peralatan proteksi listrik otomatis yang dirancang untuk memutus dan menghubungkan kembali jaringan listrik tegangan menengah (20 kV). 

Untuk memahami bagaimana recloser bekerja, berikut adalah penjelasan detail tentang komponen-komponen utama recloser Nulec Schneider dan fungsinya:

1. Body Recloser (Switchgear Body)

  • Fungsi: Merupakan bagian utama dari recloser yang menampung kontak pemutus dan mekanisme isolasi. Di sinilah proses pemutusan dan penghubungan kembali (reclosing) terjadi.
  • Deskripsi: Ini terdiri dari kontak utama, ruang isolasi, dan komponen pemutus yang akan bekerja otomatis saat terjadi gangguan pada jaringan listrik.

2. Kontak Pemutus (Main Contacts)

  • Fungsi: Kontak pemutus berfungsi untuk membuka (memutus) atau menutup (menghubungkan) aliran listrik ketika ada perintah dari controller, baik saat terjadi gangguan atau selama operasi normal.
  • Deskripsi: Terdapat dua posisi untuk kontak ini, yaitu terbuka (open) saat recloser memutus jaringan, dan tertutup (closed) saat aliran listrik normal.

3. Isolator Tegangan (Voltage Insulator)

  • Fungsi: Memisahkan dan mengisolasi komponen listrik yang bertegangan tinggi dari bagian-bagian recloser yang lain, melindungi operator dan peralatan dari hubungan pendek (short circuit).
  • Deskripsi: Biasanya terbuat dari bahan keramik atau polimer, berfungsi untuk mengisolasi listrik dari komponen eksternal atau bagian yang tidak bertegangan.

4. Motor Penggerak (Operating Mechanism Motor)/ kontak Relay

  • Fungsi: Motor/ Relay ini berfungsi untuk menggerakkan mekanisme pembuka-tutup (tripping dan reclosing) dari kontak pemutus. Saat menerima sinyal dari controller, motor akan menggerakkan kontak untuk membuka atau menutup aliran listrik.
  • Deskripsi: Motor/ Relay penggerak ini menggunakan energi yang disimpan dalam bentuk pegas yang diregangkan untuk menciptakan gerakan cepat saat proses tripping dan reclosing.

5. Controller (ADVC2, NOD, atau COSMIC)

  • Fungsi: Controller adalah unit otak dari recloser yang mengendalikan seluruh operasi pemutusan dan penghubungan kembali secara otomatis. Ia menerima data dari sensor arus dan tegangan, memprosesnya, dan menentukan tindakan yang harus diambil (misalnya trip atau reclose).
  • Deskripsi: Controller ini juga dapat diprogram untuk menentukan berbagai parameter proteksi, seperti pengaturan arus lebih (overcurrent), jumlah percobaan reclosing, dan durasi waktu tunggu sebelum melakukan reclosing.

6. Sensor Arus (Current Transformer - CT)

  • Fungsi: Sensor arus (CT) berfungsi untuk mendeteksi besarnya arus yang mengalir melalui recloser. Data ini digunakan oleh controller untuk memantau apakah arus dalam kondisi normal atau terjadi gangguan seperti arus lebih.
  • Deskripsi: CT biasanya dipasang di dalam recloser dan mengukur arus dengan cara mengubah arus primer menjadi sinyal arus sekunder yang lebih kecil untuk diproses oleh controller.

7. Sensor Tegangan (Voltage Transformer - VT)

  • Fungsi: Sensor tegangan (VT) berfungsi untuk mengukur tegangan pada jaringan listrik dan memberikan informasi kepada controller mengenai kondisi tegangan.
  • Deskripsi: VT mengubah tegangan tinggi pada jaringan menjadi tegangan yang lebih rendah, yang kemudian diolah oleh controller untuk mendeteksi adanya ketidakstabilan tegangan.

8. Saklar Manual (Manual Override Switch)

  • Fungsi: Memungkinkan operator untuk mengoperasikan recloser secara manual, baik untuk membuka atau menutup sirkuit. Saklar ini digunakan saat operator perlu mengabaikan kontrol otomatis, seperti selama pemeliharaan.
  • Deskripsi: Biasanya dipasang di panel kontrol recloser, saklar manual dapat digunakan untuk melakukan tindakan langsung tanpa melalui controller.

9. Baterai Cadangan (Backup Battery)

  • Fungsi: Baterai cadangan menyediakan daya untuk controller dan motor penggerak recloser saat terjadi gangguan daya pada jaringan utama, memastikan recloser tetap dapat beroperasi selama kondisi darurat.
  • Deskripsi: Baterai ini biasanya berjenis baterai lithium atau asam timbal dan memiliki kapasitas yang cukup untuk menjaga operasional recloser dalam waktu terbatas.

10. Pegas (Spring Mechanism)

  • Fungsi: Pegas digunakan sebagai sumber energi mekanis untuk membuka dan menutup kontak recloser secara cepat. Ketika pegas diregangkan oleh motor penggerak, energi ini kemudian dilepaskan untuk menggerakkan kontak pemutus.
  • Deskripsi: Pegas ini biasanya ditempatkan dalam mekanisme penggerak motor dan harus diperiksa serta dilumasi secara berkala untuk memastikan gerakannya tetap lancar.

11. Indikator Posisi (Position Indicator)

  • Fungsi: Indikator posisi menunjukkan status recloser, apakah dalam posisi terbuka (open) atau tertutup (closed). Ini membantu operator mengetahui status operasi recloser dengan mudah.
  • Deskripsi: Indikator ini biasanya merupakan bagian dari panel kontrol atau dipasang di luar bodi recloser dan bisa dilihat secara visual.

12. Terminal Komunikasi (Communication Ports)

  • Fungsi: Terminal komunikasi memungkinkan recloser untuk terhubung dengan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) atau sistem kontrol jarak jauh lainnya. Ini memungkinkan operator untuk memantau dan mengendalikan recloser dari jarak jauh.
  • Deskripsi: Recloser Nulec Schneider biasanya mendukung berbagai protokol komunikasi standar seperti DNP3 dan IEC 60870-5-101, dan menggunakan port RS232 atau Ethernet untuk komunikasi data.

13. Kondensator (Capacitor)

  • Fungsi: Kondensator digunakan untuk menyimpan energi listrik yang dapat digunakan untuk menjaga operasi kontrol dan penggerak motor recloser dalam jangka pendek jika terjadi penurunan tegangan sementara.
  • Deskripsi: Kondensator ini membantu dalam menjaga kestabilan tegangan dalam rangkaian kontrol elektronik dan biasanya ditempatkan di dekat controller atau di dalam unit kontrol itu sendiri.

14. Grounding Terminal (Terminal Pembumian)

  • Fungsi: Grounding terminal digunakan untuk menghubungkan recloser dengan sistem pembumian, sehingga memastikan keselamatan operasi dan mencegah bahaya akibat gangguan tegangan tinggi atau arus bocor.
  • Deskripsi: Terminal ini terbuat dari logam konduktif dan biasanya terpasang di bagian bawah recloser untuk koneksi mudah ke sistem pembumian.

15. Pressure Relief Valve (Katup Pengaman Tekanan)

  • Fungsi: Katup pengaman tekanan berfungsi untuk melepaskan tekanan internal yang berlebihan di dalam recloser akibat gangguan internal seperti arus pendek yang parah, mencegah ledakan atau kerusakan lebih lanjut.
  • Deskripsi: Katup ini dipasang di bagian atas atau samping recloser dan akan secara otomatis membuka jika tekanan internal melebihi batas aman.

16. HMI (Human-Machine Interface)

  • Fungsi: HMI adalah antarmuka pengguna yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan recloser secara langsung dari lokasi. Operator dapat melihat data operasional, kondisi jaringan, serta melakukan tindakan buka-tutup atau reset melalui HMI ini.
  • Deskripsi: HMI biasanya berupa layar tampilan atau panel kontrol dengan tombol-tombol fungsional yang mudah dioperasikan oleh pengguna.

17. Heater (Pemanas Anti-Kondensasi)

  • Fungsi: Beberapa recloser dilengkapi dengan pemanas untuk mencegah kondensasi di dalam unit, terutama di daerah dengan kelembaban tinggi. Pemanas ini menjaga suhu internal recloser pada tingkat yang stabil untuk mencegah kelembaban berlebih yang bisa menyebabkan korosi atau gangguan listrik.
  • Deskripsi: Pemanas ini biasanya kecil dan terintegrasi dengan bodi recloser, dan bekerja secara otomatis berdasarkan pengaturan suhu.
             Recloser Nulec Schneider terdiri dari berbagai komponen yang saling bekerja sama untuk mendeteksi, melindungi, dan memulihkan jaringan distribusi listrik. Setiap komponen memiliki fungsi penting dalam menjaga kinerja optimal dari sistem proteksi dan otomatisasi jaringan, mulai dari pengaturan arus dan tegangan, mekanisme pembuka-tutup, hingga integrasi dengan sistem kontrol jarak jauh. Pemeliharaan dan pemeriksaan berkala terhadap komponen-komponen ini sangat penting untuk mencegah kerusakan dan memperpanjang usia operasional recloser.
Share:

RECLOSER 20 KV NULEC SCHNEIDER - CARA PEMELIHARAANNYA

              Sangat penting untuk menjaga keandalan dan kinerjanya dalam melindungi jaringan distribusi listrik. Pemeliharaan yang tepat dapat mencegah gangguan tak terduga, memperpanjang umur recloser, dan memastikan fungsi proteksi serta otomatisasi berjalan optimal.

Berikut adalah penjelasan detail tentang cara pemeliharaan recloser Nulec Schneider:

1. Pemeriksaan Visual

Pemeriksaan visual adalah langkah awal dalam pemeliharaan recloser. Langkah ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan fisik, korosi, atau kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja recloser.

Langkah-langkah:

  • Periksa kondisi fisik komponen luar seperti terminal, isolator, penutup, dan kontak. Cari tanda-tanda kerusakan fisik, seperti retakan, korosi, atau kotoran yang menempel.
  • Periksa area sekitar recloser untuk memastikan tidak ada objek atau tanaman yang dapat mengganggu operasi recloser, seperti pohon atau ranting.
  • Periksa segel kedap udara di sekitar penutup dan area kritis lainnya untuk memastikan tidak ada kebocoran yang dapat menyebabkan kelembaban atau debu masuk ke dalam perangkat.
  • Perhatikan adanya tanda-tanda korosi atau keausan pada bagian logam, seperti sekrup, mur, dan bagian mekanis lainnya.

2. Pembersihan

Kotoran, debu, dan kelembaban dapat mengurangi kinerja recloser. Oleh karena itu, pembersihan rutin harus dilakukan untuk menjaga kebersihan perangkat.

Langkah-langkah:

  • Bersihkan bagian luar recloser dari debu, kotoran, sarang serangga, dan puing-puing yang mungkin menempel menggunakan kain lembut atau sikat berbulu halus.
  • Gunakan cairan pembersih yang aman untuk bagian logam, terutama untuk menghilangkan korosi atau kotoran yang membandel. Pastikan cairan pembersih tidak bersifat korosif atau merusak bagian recloser.
  • Perhatikan isolator yang terdapat pada recloser. Isolator yang kotor dapat menyebabkan kebocoran arus. Gunakan kain bersih atau cairan pembersih khusus isolator untuk membersihkannya.
  • Periksa dan bersihkan area ventilasi, jika ada, untuk memastikan sirkulasi udara yang baik.

3. Pemeriksaan Mekanikal

Recloser Nulec Schneider menggunakan mekanisme mekanis untuk membuka dan menutup kontak listrik. Mekanisme ini perlu diperiksa secara berkala untuk memastikan tetap bekerja dengan baik.

Langkah-langkah:

  • Periksa motor penggerak dan mekanisme pembuka-tutup (open-close mechanism) untuk memastikan mereka bergerak dengan lancar tanpa hambatan.
  • Periksa kondisi pegas dan engsel yang digunakan dalam mekanisme kontak. Pegas harus tetap memiliki tegangan yang memadai untuk membuka dan menutup kontak dengan cepat dan akurat.
  • Lakukan pengujian operasi manual untuk memeriksa respons mekanis. Ini bisa dilakukan dengan membuka dan menutup recloser secara manual dari panel kontrol untuk memastikan mekanisme bekerja dengan baik.
  • Periksa kondisi kontak, apakah terdapat aus atau kerusakan akibat penggunaan berulang. Kontak yang aus dapat menyebabkan kegagalan operasi atau sambungan listrik yang buruk.

4. Pengujian Operasi Elektris

Pengujian elektris dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi proteksi dan kontrol recloser bekerja sesuai dengan pengaturan yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah:

  • Pengujian arus trip: Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa recloser akan membuka kontak saat mendeteksi arus yang melebihi ambang batas. Gunakan alat uji untuk mensimulasikan kondisi arus lebih atau gangguan hubung singkat.
  • Pengujian fungsi reclosing: Periksa apakah recloser dapat melakukan siklus buka-tutup otomatis sesuai dengan pengaturan yang ada pada controller. Simulasikan gangguan sementara untuk melihat apakah recloser mencoba menghubungkan kembali setelah gangguan.
  • Kalibrasi proteksi: Pastikan bahwa pengaturan proteksi, seperti proteksi arus lebih dan gangguan tanah, telah disetel sesuai dengan parameter yang benar. Kalibrasi ulang jika ada perubahan pada kondisi jaringan.
  • Pengujian baterai cadangan: Jika recloser dilengkapi dengan baterai cadangan untuk operasi darurat atau fungsi kontrol, periksa kapasitas dan kondisi baterai tersebut. Ganti baterai jika kapasitasnya sudah menurun drastis.
  • Pengujian kontrol jarak jauh: Jika recloser dioperasikan secara jarak jauh melalui sistem SCADA atau sistem kontrol lainnya, lakukan pengujian untuk memastikan konektivitas dan pengendalian jarak jauh berjalan baik.

5. Pemeriksaan Sensor Arus dan Tegangan

Recloser Nulec Schneider dilengkapi dengan sensor arus dan tegangan untuk mendeteksi kondisi operasi jaringan. Sensor-sensor ini harus diuji dan dipelihara secara berkala untuk memastikan akurasinya.

Langkah-langkah:

  • Periksa kabel sensor dan pastikan tidak ada tanda-tanda kerusakan, seperti isolasi yang terkelupas atau kabel yang longgar.
  • Uji keakuratan sensor menggunakan alat uji yang sesuai. Bandingkan pembacaan sensor dengan alat pengukur eksternal untuk memastikan bahwa sensor memberikan data yang akurat.
  • Kalibrasi ulang sensor, jika diperlukan, terutama setelah recloser mengalami pemutusan yang berulang atau setelah terjadi gangguan besar pada jaringan.

6. Pemeliharaan Controller (ADVC2/NOD/COSMIC)

Controller adalah bagian penting dari recloser yang mengendalikan fungsi buka-tutup otomatis dan pengaturan proteksi. Pemeliharaan controller memastikan bahwa sistem kontrol berfungsi dengan baik.

Langkah-langkah:

  • Periksa firmware controller dan lakukan pembaruan (update) jika ada versi terbaru yang dirilis oleh Schneider Electric. Pembaruan firmware dapat memperbaiki bug dan meningkatkan performa sistem.
  • Periksa koneksi komunikasi antara controller dan sistem SCADA atau pusat kendali. Pastikan bahwa sinyal komunikasi tetap kuat dan tidak ada gangguan.
  • Lakukan pengujian komunikasi untuk memastikan bahwa perintah buka/tutup dari pusat kendali diterima dan dijalankan oleh controller dengan baik.
  • Backup pengaturan controller untuk memastikan bahwa semua konfigurasi dan parameter proteksi tersimpan dengan aman. Backup ini berguna jika terjadi kerusakan pada controller dan perlu dilakukan penggantian atau pemulihan data.

7. Pelumasan Bagian Mekanis

Bagian-bagian mekanis pada recloser yang bergerak, seperti engsel, pegas, dan poros, harus dijaga pelumasannya agar tetap berfungsi dengan baik.

Langkah-langkah:

  • Gunakan pelumas yang direkomendasikan oleh pabrikan untuk melumasi bagian-bagian mekanis yang bergerak.
  • Hindari penggunaan pelumas berlebihan yang bisa menyebabkan penumpukan debu dan kotoran. Oleskan pelumas secukupnya di area yang memerlukan.
  • Periksa secara berkala kondisi pelumas pada bagian mekanis untuk memastikan bahwa tidak ada bagian yang bergerak kering atau mengalami gesekan berlebih.

8. Pemeliharaan Lingkungan Sekitar Recloser

Lingkungan sekitar recloser juga berpengaruh pada kinerjanya. Faktor-faktor lingkungan seperti kelembaban, debu, dan suhu ekstrem dapat mempengaruhi umur operasional recloser.

Langkah-langkah:

  • Periksa kelembaban di area sekitar recloser. Jika lokasi terlalu lembab, pertimbangkan pemasangan perangkat pengering atau penutup tambahan untuk melindungi recloser dari air dan embun.
  • Pantau suhu sekitar recloser, terutama jika ditempatkan di area terbuka dengan perubahan suhu ekstrem. Kondisi suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa mempengaruhi kinerja recloser dan sistem kontrolnya.
  • Hindari penumpukan vegetasi atau benda-benda yang bisa mengganggu operasi recloser, seperti pohon yang terlalu dekat atau penempatan objek logam.

9. Pencatatan dan Dokumentasi

Pencatatan hasil pemeliharaan sangat penting untuk pemantauan jangka panjang dan evaluasi kinerja recloser. Setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan harus didokumentasikan dengan baik.

Langkah-langkah:

  • Catat hasil pemeriksaan dan pengujian: Pastikan setiap hasil dari pengujian operasi, kalibrasi, dan pemeriksaan fisik dicatat secara detail.
  • Buat jadwal pemeliharaan rutin: Berdasarkan hasil pencatatan, buat jadwal pemeliharaan berikutnya. Pemeliharaan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi pabrikan atau sesuai kondisi operasional di lapangan.
  • Laporkan hasil pemeliharaan ke manajemen atau tim yang bertanggung jawab, termasuk jika ditemukan adanya masalah atau kerusakan yang memerlukan tindakan lebih lanjut.

10. Penggantian Komponen yang Aus atau Rusak

Jika selama pemeliharaan ditemukan komponen yang aus, rusak, atau tidak berfungsi dengan baik, segera lakukan penggantian untuk mencegah gangguan yang lebih besar.



Share:

RECLOSER NULEC SCHNEIDER - CARA MENGATUR BEBAN

         Melibatkan konfigurasi perangkat untuk mengelola proteksi dan pengoperasian jaringan distribusi listrik dengan benar. Proses ini memastikan bahwa recloser berfungsi secara efisien dalam menanggapi berbagai kondisi beban, mencegah kelebihan beban, dan menjaga stabilitas sistem. 

Berikut adalah penjelasan terperinci tentang proses tersebut:

Komponen dan Parameter Utama dalam Pengaturan Beban Recloser:

Pengaturan Arus Terukur (In): Ini adalah arus maksimum yang dapat ditangani recloser tanpa trip. Pengaturan ini harus sesuai dengan nilai arus listrik dan peralatan yang terhubung untuk menghindari trip yang tidak perlu karena variasi beban normal.

Pengaturan Proteksi Arus Lebih:

Trip Seketika: Pengaturan ini menentukan seberapa cepat recloser merespons kondisi gangguan langsung. Pengaturan ini biasanya diatur untuk menangani kondisi hubung singkat. Nilai trip sesaat ditetapkan lebih tinggi dari arus beban nominal untuk memastikan recloser tidak trip selama kondisi beban normal.

Kurva Waktu-Arus (TCC): Kurva ini menentukan waktu yang diperlukan recloser untuk beroperasi berdasarkan jumlah arus lebih. Anda akan memilih kurva yang sesuai (seperti ANSI, IEC) tergantung pada persyaratan sistem. Penundaan waktu memungkinkan sistem menangani gangguan sementara tanpa membuka sirkuit.

Arus Trip Minimum: Pengaturan ini menetapkan level minimum arus lebih yang akan menyebabkan recloser beroperasi. Biasanya ditetapkan pada 110%-150% dari arus beban penuh, memastikan recloser hanya trip saat arus melebihi level operasi normal.

Urutan Reclose:

Jumlah operasi (siklus buka-tutup) yang akan dilakukan recloser sebelum terkunci.


Penundaan waktu antara setiap upaya reclose harus dikonfigurasi berdasarkan kebutuhan sistem. Pengaturan umum mungkin 2-3 upaya reclose dengan penundaan waktu yang meningkat (misalnya, 2 detik, 5 detik).

Penjemputan Beban Dingin: Pengaturan ini memastikan recloser dapat menangani arus masuk saat beban disambungkan kembali setelah pemadaman. Pengaturan ini menaikkan ambang trip untuk sementara guna mengakomodasi arus awal yang lebih tinggi selama penyalaan ulang tanpa trip yang tidak perlu.

Profil Beban dan Analisis Beban: Memahami profil beban jaringan yang terhubung sangatlah penting. Pengaturan harus sesuai dengan tuntutan beban yang umum, beban puncak, dan setiap perubahan beban (misalnya, variasi musiman). Alat atau perangkat lunak analisis beban dapat digunakan untuk memantau dan memperkirakan parameter ini.

Panduan Langkah demi Langkah untuk Mengatur Beban Nulec Schneider Recloser:


1. Persiapan Awal:

Tinjau Spesifikasi Sistem: Kumpulkan data tentang level tegangan sistem (misalnya, 11kV, 20kV), kapasitas saluran, karakteristik beban, dan persyaratan koordinasi proteksi.

Pahami Topologi Jaringan: Identifikasi di mana recloser dipasang dan perannya dalam jaringan distribusi (misalnya, proteksi pengumpan, pembagian bagian).


2. Hubungkan ke Unit Kontrol:

Antarmuka Perangkat Lunak: Sebagian besar recloser modern, seperti recloser Nulec Schneider, dilengkapi dengan antarmuka perangkat lunak atau panel komunikasi. Gunakan perangkat lunak yang sesuai (misalnya, SCADA Schneider atau antarmuka mandiri) untuk mengakses pengaturan recloser. Anda mungkin perlu menghubungkan melalui USB, Ethernet, atau modul komunikasi nirkabel.

Panel HMI Lokal: Jika menggunakan Antarmuka Manusia-Mesin (HMI) lokal pada recloser, navigasikan ke menu perlindungan dan konfigurasi untuk mengakses pengaturan pemuatan.


3. Atur Arus Nominal (In):

Tentukan arus pengenal pengumpan berdasarkan ukuran konduktor dan permintaan beban.

Masukkan nilai arus pengenal di antarmuka konfigurasi recloser.

Contoh: Jika arus beban nominal adalah 300A, atur recloser ke nilai ini. Demi keselamatan, Anda dapat mengonfigurasi recloser untuk trip pada nilai yang sedikit lebih tinggi tergantung pada karakteristik sistem (misalnya, 110%-150% dari beban).


4. Konfigurasikan Proteksi Arus Lebih:

Trip Seketika: Atur trip seketika ke nilai yang memungkinkan operasi normal tetapi trip segera selama gangguan hubung singkat yang signifikan. Umumnya, pengaturan ini dilakukan pada 10-15 kali arus terukur untuk memastikannya dapat menangani gangguan yang parah.

Contoh: Untuk arus terukur 300A, trip sesaat dapat diatur pada 3000A-4500A.

Kurva Waktu-Arus (TCC): Pilih kurva waktu-arus yang sesuai (misalnya, kurva ANSI, IEC, atau kurva khusus utilitas). Sesuaikan waktu tunda untuk berbagai kondisi arus lebih guna memastikan gangguan sementara diatasi tanpa trip yang tidak perlu.

Contoh: Anda dapat memilih kurva dengan penundaan yang lebih rendah untuk arus lebih sedang (misalnya, 500A dapat trip setelah 2 detik) dan penundaan yang lebih lama untuk arus yang mendekati arus terukur (misalnya, 320A dapat trip setelah 5 detik).


5. Atur Arus Trip Minimum:

Berdasarkan analisis beban, atur arus trip minimum sehingga recloser tidak trip selama fluktuasi beban normal. Contoh: Jika beban normal berfluktuasi antara 250A dan 350A, tetapkan trip minimum ke 400A untuk menghindari trip selama puncak, tetapi tetap menangkap situasi arus lebih yang sebenarnya.


6. Pengaturan Urutan Penutupan Ulang:

Upaya Penutupan Ulang: Tetapkan jumlah upaya penutupan ulang berdasarkan karakteristik gangguan jaringan. Biasanya, 2-3 upaya penutupan ulang cukup untuk gangguan sementara, seperti sambaran petir atau gangguan jaringan sesaat.

Penundaan Penutupan Ulang: Konfigurasikan penundaan di antara setiap upaya penutupan ulang. Misalnya:

  • Upaya penutupan ulang pertama: 2 detik setelah gangguan
  • Upaya penutupan ulang kedua: 5 detik setelah gangguan

Penguncian akhir: Jika gangguan berlanjut setelah 3 kali upaya penutupan ulang, sistem terkunci hingga intervensi manual.


7. Pengaturan Pengambilan Beban Dingin:

Tetapkan ambang batas trip yang lebih tinggi (misalnya, 2x-3x arus terukur) untuk durasi tertentu (misalnya, 5-10 menit) setelah penutup ulang menutup. Ini mencegah trip karena arus masuk saat beban disambungkan kembali setelah pemadaman. 


8. Pemantauan dan Penyesuaian Beban:

Setelah konfigurasi awal, pantau kinerja recloser menggunakan data waktu nyata dari SCADA atau alat pemantauan lainnya.

Penyetelan halus: Jika recloser terlalu sering trip selama operasi normal, tingkatkan trip minimum atau sesuaikan kurva waktu-arus untuk memberikan penundaan lebih lama.

Koordinasi: Pastikan pengaturan recloser dikoordinasikan dengan perangkat pelindung hulu dan hilir (sekring, recloser lain, pemutus arus) untuk mempertahankan perlindungan selektif.


9. Uji dan Validasi:

Lakukan uji fungsional untuk memastikan bahwa recloser berfungsi seperti yang diharapkan dalam kondisi beban yang berbeda.

Simulasikan gangguan atau lonjakan beban untuk memverifikasi operasi yang benar dari pengaturan proteksi recloser (misalnya, respons arus berlebih, urutan penutupan kembali).

Pertimbangan Utama:

Koordinasi Sistem: Pengaturan proteksi recloser harus dikoordinasikan dengan perangkat proteksi lain untuk mencegah pemadaman berjenjang atau tumpang tindih proteksi. Kondisi Termal dan Beban: Pastikan recloser dapat menangani beban puncak tanpa triping yang tidak perlu, sekaligus tetap memberikan perlindungan yang memadai untuk kelebihan beban dan gangguan yang berkelanjutan.




Share:

SISTEM KERJA RECLOSER PBO 20 KV DI LAPANGAN - JAWABARAT

              Adalah perangkat proteksi otomatis yang dipasang pada jaringan distribusi tegangan menengah, seperti pada sistem 20 kV, untuk melindungi jaringan dari gangguan dan memulihkan aliran listrik secara otomatis. 

PBO (Pemutus Beban Otomatis) atau recloser PBO berfungsi memutus aliran listrik jika terjadi gangguan, dan kemudian menyambungkannya kembali secara otomatis setelah waktu tertentu (reclosing) apabila gangguan bersifat sementara.

Recloser sering digunakan di lapangan untuk menjaga keandalan dan kontinuitas suplai listrik, terutama di daerah-daerah yang rawan gangguan, seperti jaringan distribusi industri dan perumahan di daerah dengan vegetasi lebat atau cuaca ekstrem. Berikut penjelasan detail mengenai sistem kerja recloser PBO 20 kV di lapangan:

1. Fungsi Utama Recloser PBO 20 kV

  • Proteksi Jaringan: Recloser bertindak sebagai pengaman dari gangguan seperti arus lebih, hubung singkat, atau gangguan fase ke tanah.
  • Reclosing Otomatis: Recloser melakukan pemutusan dan penyambungan kembali secara otomatis, yang biasanya diatur dalam beberapa siklus. Jika gangguan bersifat sementara (misalnya akibat kontak sementara dengan cabang pohon atau hewan), maka recloser akan menyambungkan kembali jaringan tanpa perlu intervensi manual.
  • Meminimalkan Pemadaman: Dengan kemampuan untuk menyambung kembali aliran listrik setelah gangguan sementara, recloser mengurangi frekuensi dan durasi pemadaman listrik.
  • Mengisolasi Gangguan: Jika gangguan tidak bisa diatasi (permanen), recloser akan memutus aliran listrik sepenuhnya dan tetap terbuka sampai diperbaiki secara manual.

2. Prinsip Kerja Recloser PBO 20 kV

a. Deteksi Gangguan

Recloser PBO dilengkapi dengan sensor arus dan tegangan yang terus memantau kondisi jaringan. Ketika terjadi gangguan seperti arus lebih (overcurrent) atau hubung singkat (short circuit), sensor ini mendeteksi kenaikan arus yang abnormal.

b. Pemutusan Otomatis (Trip)

Setelah mendeteksi gangguan, recloser memutuskan aliran listrik secara otomatis (trip). Gangguan seperti hubung singkat atau gangguan fase-ke-tanah akan menyebabkan arus listrik melonjak, dan recloser akan langsung bekerja untuk melindungi jaringan dengan memutus aliran.

c. Waktu Tunda (Dead Time)

Setelah melakukan trip, recloser menunggu beberapa saat (disebut sebagai dead time) untuk memberikan kesempatan agar gangguan dapat hilang. Jika gangguan bersifat sementara (misalnya kontak dengan pohon atau hewan yang cepat berlalu), gangguan tersebut bisa menghilang dalam waktu ini.

d. Reclosing Otomatis

Jika gangguan menghilang dalam dead time, recloser akan mencoba menyambungkan kembali aliran listrik ke jaringan (reclosing). Proses ini dilakukan secara otomatis tanpa perlu intervensi dari operator.

  • Reclosing Tahap 1: Recloser mencoba menutup kembali setelah waktu singkat. Jika tidak ada gangguan, aliran listrik pulih.
  • Reclosing Tahap 2 dan Seterusnya: Jika gangguan masih terjadi, recloser akan membuka kembali (trip) dan menunggu lagi. Biasanya, recloser diatur untuk mencoba beberapa kali (misalnya 3 atau 4 kali) sebelum memutus secara permanen.

e. Pemutusan Permanen

Jika recloser mendeteksi bahwa gangguan tetap ada setelah beberapa kali percobaan reclosing, maka recloser akan memutuskan aliran listrik secara permanen untuk melindungi sistem. Dalam kondisi ini, dibutuhkan intervensi manual oleh teknisi untuk mengatasi masalah sebelum recloser dapat dioperasikan kembali.

f. Pengaturan Recloser

Recloser PBO dapat diatur untuk bekerja sesuai dengan jenis gangguan yang diantisipasi. Beberapa parameter yang bisa disesuaikan:

  • Setting Arus Trip (Overcurrent Setting): Besaran arus maksimum yang memicu pemutusan.
  • Jumlah Reclosing: Jumlah percobaan penyambungan otomatis yang akan dilakukan sebelum memutus aliran secara permanen.
  • Waktu Dead Time: Interval waktu antara trip dan percobaan penyambungan kembali.

3. Komponen Utama Recloser PBO 20 kV

  • CT (Current Transformer): Sensor arus yang mendeteksi arus pada jaringan.
  • PT (Potential Transformer): Sensor tegangan yang memantau tegangan di jaringan.
  • Circuit Breaker: Komponen yang melakukan pemutusan fisik aliran listrik saat gangguan terjadi.
  • Relay Proteksi: Sistem elektronik yang mengontrol kapan recloser harus memutus atau menyambungkan aliran listrik.
  • Kontroler: Unit yang mengatur pengoperasian recloser, menentukan waktu dead time dan jumlah percobaan reclosing.

4. Gangguan yang Bisa Terjadi dalam Sistem Penyaluran Beban dengan Recloser

Meskipun recloser dirancang untuk melindungi jaringan, beberapa gangguan bisa tetap terjadi dalam sistem penyaluran beban, baik dari faktor eksternal maupun internal. Berikut adalah beberapa gangguan yang umum terjadi:

a. Gangguan Arus Lebih (Overcurrent)

  • Penyebab: Beban berlebih atau korsleting di jaringan distribusi.
  • Dampak: Recloser akan mendeteksi arus lebih dan segera memutuskan aliran listrik untuk melindungi jaringan.
  • Solusi: Pengaturan proteksi recloser harus disesuaikan dengan karakteristik jaringan agar arus lebih bisa cepat terdeteksi dan diatasi.

b. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)

  • Penyebab: Kontak antar fasa atau antara fasa dengan tanah, yang biasanya disebabkan oleh kegagalan isolasi, sambaran petir, atau benda asing yang jatuh ke jaringan (seperti cabang pohon).
  • Dampak: Arus yang sangat tinggi akan terjadi dan recloser akan segera memutuskan aliran listrik.
  • Solusi: Memastikan jaringan bebas dari benda asing yang bisa menyebabkan gangguan, serta memastikan isolasi kabel tetap dalam kondisi baik.

c. Gangguan Fase-ke-Tanah (Ground Fault)

  • Penyebab: Salah satu konduktor fasa menyentuh tanah atau peralatan terhubung ke tanah akibat kerusakan isolasi.
  • Dampak: Arus bocor ke tanah akan terdeteksi oleh recloser, dan sistem akan melakukan trip. Jika gangguan bersifat sementara, recloser akan mencoba menyambungkan kembali aliran listrik.
  • Solusi: Pengaturan proteksi fase-ke-tanah yang sesuai untuk mendeteksi dan mengisolasi gangguan ini sebelum menyebabkan kerusakan yang lebih parah.

d. Gangguan Transien atau Sementara (Temporary Faults)

  • Penyebab: Gangguan sementara yang disebabkan oleh benda asing seperti cabang pohon yang tersentuh kabel, hewan, atau pergerakan angin yang menyebabkan kontak sesaat antara konduktor.
  • Dampak: Recloser akan melakukan trip, tetapi aliran listrik akan dipulihkan secara otomatis setelah gangguan berlalu.
  • Solusi: Recloser dirancang untuk mengatasi gangguan sementara dengan melakukan reclosing otomatis, sehingga tidak memerlukan intervensi manual.

e. Gangguan akibat Sambaran Petir

  • Penyebab: Sambaran petir yang menginduksi tegangan lebih pada jaringan distribusi.
  • Dampak: Recloser dapat memutuskan aliran listrik jika tegangan lebih akibat sambaran petir menyebabkan arus hubung singkat atau kerusakan isolasi.
  • Solusi: Instalasi lightning arrester pada sistem distribusi untuk melindungi dari lonjakan tegangan akibat petir, serta pengaturan yang sesuai pada recloser untuk menangani gangguan petir.

f. Gangguan pada Recloser Itu Sendiri

  • Penyebab: Kerusakan pada komponen recloser seperti relay proteksi, sensor arus atau tegangan, atau mekanisme switching yang tidak bekerja dengan baik.
  • Dampak: Recloser mungkin gagal memutuskan aliran saat terjadi gangguan atau malah trip tanpa alasan.
  • Solusi: Pemeliharaan rutin dan pengujian recloser secara berkala untuk memastikan semua komponen berfungsi dengan baik.

5. Pemeliharaan dan Inspeksi Rutin Recloser

Untuk menjaga performa optimal recloser PBO 20 kV di lapangan, diperlukan pemeliharaan dan inspeksi rutin. Beberapa langkah penting dalam pemeliharaan recloser meliputi:

  • Pemeriksaan Visual: Memeriksa kondisi fisik recloser, kabel, dan isolator untuk mendeteksi adanya kerusakan atau degradasi komponen.
  • Pengujian Mekanis dan Elektronis: Menguji fungsi pemutusan dan penyambungan ulang secara berkala untuk memastikan mekanisme bekerja dengan baik.
  • Pengujian Relay dan Sensor: Kal

Pengujian Relay Proteksi

  • Pengaturan Proteksi: Pastikan bahwa relay proteksi pada recloser diatur sesuai dengan spesifikasi jaringan. Periksa setting proteksi seperti batas arus trip dan waktu dead time untuk reclosing.
  • Pengujian Fungsi Relay: Simulasikan gangguan (misalnya arus lebih atau hubung singkat) untuk memastikan bahwa relay proteksi berfungsi dan memberikan sinyal yang tepat kepada recloser untuk trip.
  • Kalibrasi Relay: Relay harus dikalibrasi secara berkala untuk memastikan keakuratannya dalam mendeteksi gangguan. Kalibrasi dilakukan sesuai dengan spesifikasi pabrikan.

Pengujian Fungsi Reclosing

  • Simulasi Gangguan Sementara: Lakukan simulasi gangguan sementara (misalnya arus lebih yang hanya terjadi sesaat) untuk memverifikasi bahwa recloser melakukan reclosing dengan benar setelah dead time.
  • Pengujian Jumlah Reclosing: Uji apakah recloser melakukan jumlah reclosing yang sesuai dengan pengaturannya sebelum memutus jaringan secara permanen jika gangguan berlanjut.

Pengukuran Suhu

  • Pengukuran Suhu Komponen: Gunakan alat pengukur suhu seperti thermal gun untuk mendeteksi panas berlebih pada koneksi kabel, terminal, dan komponen lain. Suhu tinggi yang abnormal bisa menjadi tanda adanya gangguan seperti resistansi koneksi yang tinggi.
  • Pendinginan Recloser: Jika recloser memiliki sistem pendinginan, pastikan bahwa sistem pendinginan bekerja dengan baik untuk mencegah overheating pada komponen internal.

Pengujian Komunikasi dan Kontrol

  • Sistem Komunikasi: Jika recloser terhubung ke sistem SCADA atau sistem kontrol jarak jauh lainnya, uji fungsi komunikasi untuk memastikan recloser dapat dikontrol dan dipantau dari pusat kontrol.
  • Pengujian Alarm: Uji fungsi alarm dan indikator pada recloser untuk memastikan bahwa operator mendapatkan informasi yang akurat jika terjadi gangguan atau kesalahan.

Interval Pemeliharaan Rutin

Berikut adalah panduan umum untuk interval pemeliharaan rutin recloser, namun dapat berbeda-beda tergantung spesifikasi pabrikan dan kondisi lapangan:

  • Pemeriksaan Visual: Setiap 6 bulan.
  • Pembersihan dan Pelumasan: Setiap 6 bulan hingga 1 tahun.
  • Pengujian Mekanis dan Elektris: Setiap 1 tahun.
  • Kalibrasi Relay dan Pengujian Proteksi: Setiap 2 hingga 3 tahun.
  • Pengujian Komunikasi: Setiap 6 bulan hingga 1 tahun.

Potensi Gangguan yang Ditemukan saat Pemeliharaan

Beberapa potensi gangguan yang bisa ditemukan saat pemeliharaan rutin meliputi:

  • Kabel atau konektor yang longgar atau terbakar.
  • Isolasi yang retak atau rusak, menyebabkan kebocoran arus.
  • Relay proteksi yang tidak berfungsi dengan baik, gagal mendeteksi gangguan.
  • Kegagalan fungsi mekanis, seperti tuas pemutus yang macet.
  • Grounding yang tidak efektif, yang bisa menyebabkan lonjakan tegangan akibat petir.

Jika ditemukan kerusakan atau potensi gangguan, langkah korektif seperti penggantian komponen atau kalibrasi ulang proteksi harus segera dilakukan.

Pemeliharaan dan inspeksi rutin recloser sangat penting untuk memastikan keandalan jaringan distribusi listrik. Dengan melakukan pemeriksaan visual, pengujian mekanis, pengujian elektris, dan pemeliharaan pada komponen proteksi, recloser dapat bekerja optimal dan melindungi sistem dari berbagai gangguan. Pemeliharaan yang baik tidak hanya meningkatkan keandalan sistem distribusi, tetapi juga memperpanjang umur operasional recloser serta mencegah terjadinya pemadaman listrik yang tidak diinginkan.

Share:

Recent Posts

Pages