Melibatkan konfigurasi perangkat untuk mengelola proteksi dan pengoperasian jaringan distribusi listrik dengan benar. Proses ini memastikan bahwa recloser berfungsi secara efisien dalam menanggapi berbagai kondisi beban, mencegah kelebihan beban, dan menjaga stabilitas sistem.
Berikut adalah penjelasan terperinci tentang proses tersebut:
Komponen dan Parameter Utama dalam Pengaturan Beban Recloser:
Pengaturan Arus Terukur (In): Ini adalah arus maksimum yang dapat ditangani recloser tanpa trip. Pengaturan ini harus sesuai dengan nilai arus listrik dan peralatan yang terhubung untuk menghindari trip yang tidak perlu karena variasi beban normal.
Pengaturan Proteksi Arus Lebih:
Trip Seketika: Pengaturan ini menentukan seberapa cepat recloser merespons kondisi gangguan langsung. Pengaturan ini biasanya diatur untuk menangani kondisi hubung singkat. Nilai trip sesaat ditetapkan lebih tinggi dari arus beban nominal untuk memastikan recloser tidak trip selama kondisi beban normal.
Kurva Waktu-Arus (TCC): Kurva ini menentukan waktu yang diperlukan recloser untuk beroperasi berdasarkan jumlah arus lebih. Anda akan memilih kurva yang sesuai (seperti ANSI, IEC) tergantung pada persyaratan sistem. Penundaan waktu memungkinkan sistem menangani gangguan sementara tanpa membuka sirkuit.
Arus Trip Minimum: Pengaturan ini menetapkan level minimum arus lebih yang akan menyebabkan recloser beroperasi. Biasanya ditetapkan pada 110%-150% dari arus beban penuh, memastikan recloser hanya trip saat arus melebihi level operasi normal.
Urutan Reclose:
Jumlah operasi (siklus buka-tutup) yang akan dilakukan recloser sebelum terkunci.
Penundaan waktu antara setiap upaya reclose harus dikonfigurasi berdasarkan kebutuhan sistem. Pengaturan umum mungkin 2-3 upaya reclose dengan penundaan waktu yang meningkat (misalnya, 2 detik, 5 detik).
Penjemputan Beban Dingin: Pengaturan ini memastikan recloser dapat menangani arus masuk saat beban disambungkan kembali setelah pemadaman. Pengaturan ini menaikkan ambang trip untuk sementara guna mengakomodasi arus awal yang lebih tinggi selama penyalaan ulang tanpa trip yang tidak perlu.
Profil Beban dan Analisis Beban: Memahami profil beban jaringan yang terhubung sangatlah penting. Pengaturan harus sesuai dengan tuntutan beban yang umum, beban puncak, dan setiap perubahan beban (misalnya, variasi musiman). Alat atau perangkat lunak analisis beban dapat digunakan untuk memantau dan memperkirakan parameter ini.
Panduan Langkah demi Langkah untuk Mengatur Beban Nulec Schneider Recloser:
1. Persiapan Awal:
Tinjau Spesifikasi Sistem: Kumpulkan data tentang level tegangan sistem (misalnya, 11kV, 20kV), kapasitas saluran, karakteristik beban, dan persyaratan koordinasi proteksi.
Pahami Topologi Jaringan: Identifikasi di mana recloser dipasang dan perannya dalam jaringan distribusi (misalnya, proteksi pengumpan, pembagian bagian).
2. Hubungkan ke Unit Kontrol:
Antarmuka Perangkat Lunak: Sebagian besar recloser modern, seperti recloser Nulec Schneider, dilengkapi dengan antarmuka perangkat lunak atau panel komunikasi. Gunakan perangkat lunak yang sesuai (misalnya, SCADA Schneider atau antarmuka mandiri) untuk mengakses pengaturan recloser. Anda mungkin perlu menghubungkan melalui USB, Ethernet, atau modul komunikasi nirkabel.
Panel HMI Lokal: Jika menggunakan Antarmuka Manusia-Mesin (HMI) lokal pada recloser, navigasikan ke menu perlindungan dan konfigurasi untuk mengakses pengaturan pemuatan.
3. Atur Arus Nominal (In):
Tentukan arus pengenal pengumpan berdasarkan ukuran konduktor dan permintaan beban.
Masukkan nilai arus pengenal di antarmuka konfigurasi recloser.
Contoh: Jika arus beban nominal adalah 300A, atur recloser ke nilai ini. Demi keselamatan, Anda dapat mengonfigurasi recloser untuk trip pada nilai yang sedikit lebih tinggi tergantung pada karakteristik sistem (misalnya, 110%-150% dari beban).
4. Konfigurasikan Proteksi Arus Lebih:
Trip Seketika: Atur trip seketika ke nilai yang memungkinkan operasi normal tetapi trip segera selama gangguan hubung singkat yang signifikan. Umumnya, pengaturan ini dilakukan pada 10-15 kali arus terukur untuk memastikannya dapat menangani gangguan yang parah.
Contoh: Untuk arus terukur 300A, trip sesaat dapat diatur pada 3000A-4500A.
Kurva Waktu-Arus (TCC): Pilih kurva waktu-arus yang sesuai (misalnya, kurva ANSI, IEC, atau kurva khusus utilitas). Sesuaikan waktu tunda untuk berbagai kondisi arus lebih guna memastikan gangguan sementara diatasi tanpa trip yang tidak perlu.
Contoh: Anda dapat memilih kurva dengan penundaan yang lebih rendah untuk arus lebih sedang (misalnya, 500A dapat trip setelah 2 detik) dan penundaan yang lebih lama untuk arus yang mendekati arus terukur (misalnya, 320A dapat trip setelah 5 detik).
5. Atur Arus Trip Minimum:
Berdasarkan analisis beban, atur arus trip minimum sehingga recloser tidak trip selama fluktuasi beban normal. Contoh: Jika beban normal berfluktuasi antara 250A dan 350A, tetapkan trip minimum ke 400A untuk menghindari trip selama puncak, tetapi tetap menangkap situasi arus lebih yang sebenarnya.
6. Pengaturan Urutan Penutupan Ulang:
Upaya Penutupan Ulang: Tetapkan jumlah upaya penutupan ulang berdasarkan karakteristik gangguan jaringan. Biasanya, 2-3 upaya penutupan ulang cukup untuk gangguan sementara, seperti sambaran petir atau gangguan jaringan sesaat.
Penundaan Penutupan Ulang: Konfigurasikan penundaan di antara setiap upaya penutupan ulang. Misalnya:
- Upaya penutupan ulang pertama: 2 detik setelah gangguan
- Upaya penutupan ulang kedua: 5 detik setelah gangguan
Penguncian akhir: Jika gangguan berlanjut setelah 3 kali upaya penutupan ulang, sistem terkunci hingga intervensi manual.
7. Pengaturan Pengambilan Beban Dingin:
Tetapkan ambang batas trip yang lebih tinggi (misalnya, 2x-3x arus terukur) untuk durasi tertentu (misalnya, 5-10 menit) setelah penutup ulang menutup. Ini mencegah trip karena arus masuk saat beban disambungkan kembali setelah pemadaman.
8. Pemantauan dan Penyesuaian Beban:
Setelah konfigurasi awal, pantau kinerja recloser menggunakan data waktu nyata dari SCADA atau alat pemantauan lainnya.
Penyetelan halus: Jika recloser terlalu sering trip selama operasi normal, tingkatkan trip minimum atau sesuaikan kurva waktu-arus untuk memberikan penundaan lebih lama.
Koordinasi: Pastikan pengaturan recloser dikoordinasikan dengan perangkat pelindung hulu dan hilir (sekring, recloser lain, pemutus arus) untuk mempertahankan perlindungan selektif.
9. Uji dan Validasi:
Lakukan uji fungsional untuk memastikan bahwa recloser berfungsi seperti yang diharapkan dalam kondisi beban yang berbeda.
Simulasikan gangguan atau lonjakan beban untuk memverifikasi operasi yang benar dari pengaturan proteksi recloser (misalnya, respons arus berlebih, urutan penutupan kembali).
Pertimbangan Utama:
Koordinasi Sistem: Pengaturan proteksi recloser harus dikoordinasikan dengan perangkat proteksi lain untuk mencegah pemadaman berjenjang atau tumpang tindih proteksi. Kondisi Termal dan Beban: Pastikan recloser dapat menangani beban puncak tanpa triping yang tidak perlu, sekaligus tetap memberikan perlindungan yang memadai untuk kelebihan beban dan gangguan yang berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar